Pelantikan dan Angkatan baru hampir setiap tahun selalu singgah dalam kehidupanku, hanya beberapa periode yang aku lalui tanpa adanya kedua moment ini.Asyik dan menarik , karena dari setiap angkatan selalu berbeda karakter dan cara proses untuk menuju garis finish berupa seremony pelantikan.
Banyak juga yang bertanya , kenapa di usia yang mendekati setengah abad, masih mau direpotkan dengan urusan anak SMA. Apalagi ketika harus mengikuti prosesi pelantikan di gunung, dimana bagi diriku yang sudah masuk kelompok “ PENAT ( Pendaki Nafas Tua ) “butuh tenaga ekstra untuk mengikuti ritme langkah kaki anak anak muda yang lebih trengginas dan menggebu gebu. Jawabanku sederhana, karena aku senamg melakukan ini dan merasa punya tanggung jawab mora untuk bisa terus merawat tanaman yang sudah ditanam oleh para perintis di tahun 1989.
Bicara soal angkatan, sampai detik ini sudah mencapai titik angka 34. Jumlah angkatan yang tidak sedikit ditengah kemudahan akses informasi dan ilmu kepecinta alaman di jaman global seperti saat ini.
Khusus untuk angkatan 34 yang tanggal 27 Oktober kemarin dikukuhkan, banyak hal yang akhirnya membuat angkatan ini unik.Dari latar belakang anggotanya, dari proses perekrutan sampai akhirnya dilantik sampai acara pelantikan itu sendiri. Angkatan 34 awalnya ada sekitar 20 anak yang mengembalikan lembar pendaftaran dari panitia pada pertengahan Juli – awal Agustus tahun ini.Angka yang lumayan banyak untuk sebuah titik awal organisasi Pecinta Alam SMA ( yang saat ini banyak yang mati suri bahkan sampai tumbang ).
Ketika Diklat ruang 1 dimulai ternyata hanya ada 6 anak yang datang , kecewa ? tidak sama sekali, karena hal yang biasa dan selalu terulang setiap tahunnya. Tinggal tugasku untuk terus memberi semangat ke adik adikku angkatan sebelumnya yang sekarang sudah naik jabatan sebagai “ kakak senior” agar jangan sampai patah semangat karena tinggal 6 anak. Waktu terus berjalan, tak terasa Diklat ruang ke 2, Diklat ke 3 sudah dilewati dan tibalah Pelantikan Anggota Muda yang ibarat perlombaan ini adalah semifinalnya untuk menuju titik final yaitu Pelantikan Anggota Tetap.
Pada Pelantikan Anggota Muda medio September, dari 6 peserta semuanya belum pernah melakukan aktifitas di alam bebas dan semuanya adalah generasi milenial yang lebih akrab dengan gawai, generasi rebahan dan rata rata adalah anak rumahan. Sedikit ilmu kami berikan , agar mereka bisa memulai langkah awal hidup di alam bebas, bermesra dengan alam tanpa harus merusak bahkan menantang alam. Dengan melewati hambatan yang lebih banyak dari dalam peserta sendiri, akhirnya 6 peserta ini layak disematkan sebagai Anggota Muda Angkatan 34.
Tibalah pada fase Pelantikan Anggota Tetap , Manusia boleh berencana, tapi ada Kuasa Super Power yang menentukan berhasil atau tidaknya rencana tersebut. Penanggalan sudah ditentukan, begitu juga dengan tlatah. Tapi apa daya, Sang Super Power berkehendak lain, pelantikan anggota tetap harus mundur. Kecewa, pasti. Tapi show must go on, dengan perhitungan matang akhirnya tanggal pelantikan baru telah disetujui yaitu 25 – 27 Oktober 2024, di Setinggil Mahesa Sura jalur Tulungrejo.
Jumat hari ke 25 dalam bulan Oktober, dari 6 calon anggota angkatan 34 berkurang satu jadi hanya 5 yang bersiap untuk dilantik jadi anggota tetap, Dengan hati gembira, generasi unik ini berangkat bersama panitia ke Tulungrejo. Tiba di Tulungrejo, sore sudah menyapa dan sisa sisa hujan tergambar jelas ditanah dan hijaunya dedaunan. Bivak sebagai tempat berlindung dan beristirahat segera didirikan, berbaur dengan aroma nasi yang hampir matang. Malam itu dilalui dengan sedikit pendalaman materi yang akan dilakukan esok hari.
Tanggal 26 diwaktu yang telah ditentukan ke 5 calon anggota ini dengan didampingi peserta dan instruktur dari alumni melakukan pendakian ke Gunung Kelud dengan diselingi materi navigasi darat dan manajemen perjalanan. Lelah pastinya, tapi ada kegembiraan yang terpancar dari wajah wajah calon anggota angkatan 34 ketika menapaki rimbunnya hutan Kelud dan gersangnya tebing menuju Sitinggil Mahesa Sura. Kabut terus menemani perjalanan kami, basah keringat menambah semngat kami untuk menikmati keagungan maha karya Sang Pencipta. 6 jam perjalanan akhirnya sampailah kami di Puncak Bayangan Kelud tepat di atas kawah, lelah itu terbayar lunas, calon anggota angkatan 34 yang sebelumnya bermimpi menggapai puncak, hari itu berhasil menjejakkan kakinya di atas kawah Sang Kelud.Setelah beristirahat beberapa menit, kami putuskan segera turun kembali ke Loji Tulungrejo, sebelum kabut dan tetes hujan memenuhi jagat Sang Mahesa Sura.
Kondisi lelah dan putus asa mulai tergambar jelas di calon anggota angkatan 34 ketika sampai di Loji, biarkan saja mereka sedang berproses kataku dalam hati, Harapanku dan kakak kakak senior mereka memang seperti itu, agar calon anggota angkatan 34 bisa merasakan lelah, putus asa yang dalam sebelum mereka di lantik jadi anggota tetap.Jam di tanganku menunjukkan pukul Sembilan malam, ketika badan badan lelah calon anggota angkatan 34 masih dipaksa untuk melahap materi terakhir sebelum syal ARGADIWANAPALA melingkar dileher mereka. Dingin dan gelapnya Hutan Loji, seakan memberi tambahan energi kepada calon anggota angkatan 34 melahap materi terakhir kali ini.
Moment itu akhirnya tibaa, lelah fisik, lelah mental, keputus asaan, dengan sedikit kemarahan terbayar lunas. Tepat alam raya menunjukkan angka 12 malam Calon Anggota Angkatan 34 telah resmi dilantik dan disahkan menjadi Anggota Baru ARGADIWANAPALA Angkatan 34. Dengan diiringi lagu syukur, satu persatu syal kebanggaan warna kuning terikat erat di leher masing masing anggota baru angkatan 34.
….bersyukur hati ini, aku dapat adik baru yang berjanji tetap membawa nama baik ARGADIWANAPALA. (Sumirat CB-Alumni 1994)
Tinggalkan Komentar