Visi Sekolah
Rabu, 24 Jul 2024

  • “Terbentuknya manusia berprestasi yang berkarakter: religious, disiplin jujur, tanggung jawab, cerdas, sehingga mampu bersaing di era baru, era digital”
11 November 2022

SMAK DIPO MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN 10 NOPEMBER 2022

Jumat, 11 November 2022 Kategori : informasi

(10/11/2022) Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik Diponegoro Kota Blitar, cuaca yang cerah sedikit terik matahari, mengadakan upacara bendera memperingati Hari Pahlawan yang ke-77 di lapangan Bola basket Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik Diponegoro Kota Blitar (SMAS Katolik Diponegoro Blitar) yang terletak di jalan Diponegoro no 32 Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar Propinsi Jawa Timur pada pukul 07.00 WIB. Pembina upacara pada hari Pahlawan tahun ini memberikan amanat tentang kisah perjuangan arek Surabaya sehingga lahirnya hari Pahlawan 10 November 1945. Pembina upacara saat itu adalah Ibu Damayanti Laksmayoni Dorothea, S.TP seorang guru Fisika, sekaligus Kepala SMAS Katolik Diponegoro Blitar.

Semua siswa mengikuti kegiatan tersebut dengan khidmat dari awal upacara hingga selesai. Pada amanatnya bu Dama mengupas tentang betapa heroic dan dahsyatnya perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, arek-arek Surabaya dengan gigihnya mempertahankan kemerdekaan dengan melawan penjajah yang tidak mau hengkang dari bumi pertiwi. Diceritakan bahwa pada tanggal 29 September 1945 tentara Inggris yang berpangkalan di Singapura mendarat di Jakarta di bawah pimpinan Jenderal Sir Philip Christison, dengan mengatasnamakan Sekutu.

Pada tanggal 23 Oktober 1945 pasukan Inggris mendarat di Surabaya, yang diboncengi anggota Netherland Indies Civil Administration (NICA). NICA merupakan aparat pemerintah sipil Belanda di Indonesia, karena Belanda menganggap Indonesia masih jajahannya. Pasukan tersebut yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung masuk ke Surabaya dan mendirikan pos pertahanan. Tindakan yang dilakukan Mallaby ini dianggap sebagai tanda dimulainya perang oleh pasukan Indonesia, terutama oleh arek-arek Surabaya. Pada tanggal 27 Oktober 1945, pasukan Sekutu mendominasi tentara Inggris yang menyerbu penjara dan membebaskan para tawanan perang yang ditahan oleh Indonesia. Selain itu pasukan Sekutu juga menyebarkan pamflet berisi perintah agar masyarakat Indonesia pada umumnya dan Surabaya pada khususnya untuk segera menyerahkan senjata yang mereka miliki, inilah yang membuat marah arek-arek Surabaya. Tanggal 28 Oktober 1945 pecahlah pertempuran, dengan semangat pemuda pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo menyerang pos-pos pertahanan Sekutu. Pertempuran berlangsung selama dua hari. Pasukan Inggris akhirnya terdesak, maka panglima pasukan Inggris di Jakarta meminta pemerintah pusat RI agar menghentikan serangan, sehingga pasukan Inggris terhindar dari kehancuran.

Pasukan Sekutu ingin mengadadakan perundingan dengan pemerintah Indonesia. Dalam perundingan, Inggris berjanji akan meninggalkan kota Surabaya dan kembali ke pelabuhan. Ternyata janji itu tidak ditepati, maka arek-arek Surabaya marah dan terjadilah tembak menembak kembali, pada tanggal 31 Oktober 1945. Dalam peristiwa tembak menembak yang berada di Jembatan Merah, AWS Mallaby berhasil dijatuhkan. Tewaslah seorang Jenderal Mallaby. Pasukan Inggris menjadi marah, karena tewasnya Mallaby. Mallaby digantikan oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Kemudian Mansergh mengultimatum pasukan Surabaya agar segera menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan. Orang-orang Indonesia yang memiliki senjata api harus menyerahkan kepada tentara Inggris paling lambat pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Apabila ultimatum tersebut tidak dipenuhi, maka kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara. Mendengar ancaman pasukan Inggris tersebut, rakyat Surabaya tidak gentar dan tidak mengindahkan ultimatum tersebut. Sampai batas waktu yang ditentukan tidak ada seorang pun yang menyerahkan senjata kepada Inggris. Akhirnya pasukan Inggris melaksanakan ancamannya, rakyat Surabaya pun melawannya sehingga terjadilah pertempuran yang sengit pada tanggal 10 November 1945, yang disebut Pertempuran Surabaya.

Rakyat Surabaya angkat senjata melawan pasukan Inggris. Pertempuran hebat berlangsung selama lebih dari dua minggu dan baru berakhir pada 28 November 1945. Dalam pertempuran ini, sekitar 20.000 orang dari pihak Indonesia gugur, 150.000 orang Indonesia terpaksa pergi dari Kota Surabaya, dan 1.500 orang tewas dari pihak Sekutu. Pertempuran di Surabaya ini merupakan peristiwa kepahlawanan. Untuk mengingat semangat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam pertempuran Surabaya, maka Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Dalam amanat tersebut oleh Bu Dama ditarik makna Hari Pahlawan adalah untuk mengenang serta mengingat seberapa besar perjuangan para pahlawan yang sudah gugur dalam pertempuran pada 10 November 1945, yang dengan patuh dan disiplin mendengarkan komando dari pemimpinnya. Dalam kesempatan ini Bu Dama juga menjelaskan bahwa untuk mengisi kemerdekaan saat ini adalah menghilangkan rasa MALAS yang ada dalam diri kita untuk selalu menjaga kedisiplinan dan kepatuhan kepada pemimpinnya.

Setelah amanat pembina upacara dilanjutkan dengan kegiatan pelantikan pengurus OSIS dan MPK periode 2022/2023 yang sudah terpilih pada waktu PEMILU pada tanggal 4 Nopember 2022 kemarin.

Link -1 Foto Upacara 10 Nopember 2022

Link-2 Foto Upacara 10 Nopember 2022

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar